Shalat Tarawih (part 2)



Pada artikel sebelumnya telah kita bahas tentang permasalahan tarawih 20 rakaat, pada kesempatan ini penulis akan mengupas permasalahan shalat tarawih 8 rakaat beserta dalil2nya.

1.     Dalil yang biasa dijadikan rujukan adalah hadis yang berbunyi:

أخبرنا أحمد بن علي بن المثنى ، قال : حدثنا عبد الأعلى بن حماد ، قال : حدثنا يعقوب القمي ، قال : حدثنا عيسى بن جارية ، حدثنا جابر بن عبد الله ، قال : جاء أبي بن كعب إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله ، إنه كان مني الليلة شيء – يعني في رمضان – قال : وما ذاك يا أبي ؟ قال : نسوة في داري قلن : إنا لا نقرأ القرآن ، فنصلي بصلاتك ، قال : فصليت بهن ثماني ركعات ، ثم أوترت ، قال : فكان شبه الرضا ، ولم يقل شيئا.

Ubay Bin Ka`b berkata kepada rasul saw.: wahai rasul! Tadi malam (dibulan Ramadan) aku melakukan sesuatu, rasul menjawab: apa itu, hai Ubay? Ubay menjawab wanita2 dirumahku berkata: sungguh kami tidak pandai membaca al Quran maka kami ingin makmum kepada engkau. Ubay berkata: lalu kami shalat berjamaah bersama mereka 8 rakaat, kemudian shalat witir, Ubay berkata: raut muka rasur terpancar keridhaan, dan tidak berkata apapun.

Kajian hadits diatas:

Dalam hadits ini sungguh sangat jelas sekali jumlah shalat tarawih 8 rakaat, hanya saja dalam perawi hadits ini terdapat   عيسى بن جارية  yang menurut Ibnu Ma`in dan An Nasa`i periwayatannya sangat lemah bahkan an Nasaì pernah mengatakan bahwa riwayat haditsnya matruk atau semi palsu karena dia pendusta, disamping itu perawinya ada يعقوب القمي yang menurut Imam Daruquthni lemah, oleh karena hal tersebut hadits belum bisa dijadikan pijakan yang kuat dalam mengamalkan shalat tarawih 8 rakaat.
2.     Hadits dari sahabat jabir

حدثنا عثمان بن عبيد الله الطلحي قال نا جعفر بن حميد قال نا يعقوب القمي عن عيسى بن جارية عن جابر قال صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم في شهر رمضان ثماني ركعات وأوتر

Dari sahabat Jabir berkata: rasul saw. pernah mengimami kami shalat tarawih 8 rakaat dibulan Ramadan dan witir.
Kajian hadits
Hadits ini juga sama dengan diatas, jelas-jelas menyebutkan bilangan rakaat, tapi riwayatnya sama juga (terdapat ya`qub al Qumi dan Isa bin Jariyah).
3.     Hadits dari Ummul Mu`minin `Aisyah ra.

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ أخبره أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ –رضي الله عنها- : كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي رَمَضَانَ ؟ قَالَتْ : مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا ، قَالَتْ عَائِشَةُ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ ؟ فَقَالَ : يَا عَائِشَةُ ، إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي  

Dari Abi Salamah Bin Abdir Rahman pernah bertanya pada Aisyah ra. Tentang shalat rasul saw. pada bulan Ramadan. `Aisyah menjawab:
Rasul saw. tidak menambah pada bulan Ramadan dan tidak pada bulan yang lain 11 rakaat, shalat 4 rakaat maka jangan Tanya bagus dan lamanya ,kemudian shalat 4 rakaat, kemudian shalat 3 rakaat. Aisyah berkata: hai rasul apakah engkau tidur sebelum shalat witir. Maka rsul menjawab: hai Aisyah, sungguh mataku tidur, tetapi hatiku tidak pernah tidur.
Kajian hadits 
1. Hadits ini diriwayatnya  shahih
2.     Kalau hadits ini dijadikan pijakan untuk shalat tarawih 8 rakaat, agaknya kok tidak sesuai,mengapa?karena meskipun pertanyaan yang dilontarkan tentang ibadah pada bulan Ramadan tetapi jawaban yang utarakan tidak khusus Ramadan saja Cobalah kita perhatikan, dalam hadits tersebut ada keterangan yang menyebutkan pada bulan Ramadan dan bulan selainnya , berarti jawaban ini tidak menerangkan shalat tarawih yang hanya dikerjakan pada bulan Ramadan saja.
3.     Dalam lanjutan hadits tersebut ada jumlah yang disebutkan yaitu 11 rakaat.mungkin ada pertanyaan yang terlintas, kalau ini bukan jumlah shalat tarawih lalu shalat apa? Pertanyaan ini akan terjawab dengan pertanyaan yang diajukan kepada rasul saw.yaitu apakah engkau tidur sebelum shalat witir,berarti yang dilakukan rasul saw. adalah shalat witir.
Dan jumlah shalat witir tersebut dilaksanakan maksimal 11 rakaat
4.     Lebih jelasnya adalah hadits ini menerangkan tentang shalat witir dan jumlah maksimal rakaatnya (11 rakaat), bukan shalat tarawih.
5.     Dari segi bahasa tarawih adalah bentuk jamak/ plural, yang mempunyai arti istirahat (istirahat minimal berjumlah 3x atau lebih). Coba kita perhatikan teks hadits: 4 rakaat tarawih, istirahat, 4 rakaat tarawih, selesai.(lalu shalat witir) Jumlah istirahat shalat ini hanya satu kali.dengan kata lain jelas-jelas ini bukan shalat tarawih meskipun ditinjau dari segi bahasa.

0 Response to "Shalat Tarawih (part 2)"

Posting Komentar